1.1 GULA MERAH
1. GULA MERAH ( PALM SUGAR )
Gula aren atau Gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Gula aren biasanya juga diasosiasikan dengan segala jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang dikeluarkan dari bunga pohon dari keluarga palma, seperti kelapa, aren, dan siwalan.
Awalnya, bahan baku gula merah ( Gula jawa ) hanya dari tebu. Teknik membuat gula merah ( Gula jawa ) dari tebu, diketemukan di India pada zaman kekaisaran Gupta (abad ke 5 SM). Belakangan gula merah ( Gula jawa ) juga dibuat dari air nira sadapan bunga jantan aren, kelapa, dan lontar. Dari India, kultur membuat gula ini merambah China, Arab, dan Asia Tenggara termasuk Kepulauan Nusantara.
Pada abad-abad selanjutnya gula merah ( Gula jawa ) India dan Asia Tenggara, menjadi mata dagangan sangat penting di Timur Tengah, dan Eropa. Sebelumnya yang dikenal sebagai bahan pemanis di Timur Tengah hanya kurma dan madu. Budidaya tebu secara komersial untuk bahan gula merah ( Gula jawa ), dimulai di China pada zaman Kaisar Taizong (599 –649), dari Dinasti Tang.
Sebelum tahun 1800an, hanya dikenal gula merah ( Gula jawa ). Mengkristalkan gula putih dari bahan bit gula baru diketemukan di Eropa pada akhir tahun 1700an. Teknologi mengkristalkan gula putih dari bahan bit, kemudian dikembangkan untuk gula tebu. Sejak itu, agroindustri gula putih dari tebu berkembang pesat di Jawa, Amerika Tengah, dan Selatan.
3. MANFAAT/FUNGSI
- 1. Baik untuk Pencernaan
- 2. Menjaga Keseimbangan Elektrolit dalam Tubuh
- 3. Mencegah Anemia
- 4. Membantu Menjaga Kesehatan Jantung
- 5. Membantu Mengatasi Asma
- 6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
- 7. Meredakan Nyeri Haid
Informasi Gizi
Ukuran Porsi
100 gram (g)
Per porsi
Energi
1577 kj
377 kkal
Lemak
0g
Lemak Jenuh
0g
Lemak tak Jenuh Ganda
0g
Lemak tak Jenuh Tunggal
0g
Kolesterol
0mg
Protein
0g
Karbohidrat
97,33g
Serat
0g
Gula
96,21g
Sodium
39mg
Kalium
346mg
A. Gula Jawa (kelapa)
Gula merah yang paling banyak ditemui adalah gula Jawa atau gula kelapa. Nira pohon kelapa disadap, diolah, dan dicetak dalam bambu (gula Jawa bentuk silinder) atau tempurung kelapa (gula Jawa bentuk batok). Gula kelapa banyak digunakan masyarakat Jawa untuk bahan baku kecap manis, pemanis minuman, dodol, kinca, atau kue. Warna cokelatnya lebih tua dibanding gula aren dan biasanya agak kotor, sehingga harus disaring terlebih dahulu. Gula Merah Kelapa dibuat dari bahan nira kelapa (legen).
B. Gula Aren
Gula aren atau gula kawung hampir sama dengan gula Jawa. Bedanya, gula aren diambil dari nira pohon aren (enau atau kolang-kaling) dan berwarna cokelat cerah. Bentuknya ada yang silindris dan ada yang berbentuk batok runcing, namun biasanya dibungkus dengan daun kelapa kering. Konon, indeks glikemiknya lebih tinggi dari gula kelapa. Bagaimanapun juga, sebagian orang lebih menyukai gula aren untuk membuat kue karena dianggap lebih harum, enak, dan bersih.
Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau (aren) yang akan tumbuh mulai dari ruas paling atas secara terus menerus sampai ke ruas yang paling bawah. Sementara bunga betinanya yang menghasilkan buah kolang-kaling hanya tumbuh pada ruas-ruas paling atas. Usia produktif aren sebagai penghasil nira bisa mencapai 10 tahun lebih. Usia sadap satu malai bunga bisa sampai 6 bulan. Panjang pendeknya usia sadap aren, ditentukan oleh panjang pendeknya tangkai bunga jantan, ketajaman pisau sadap dan kepiawaian penyadap dalam menyisir tangkai bunga.
1.2 KEMANGI1. KEMANGI ( Ocimum basilicum )
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum dan O. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya.
Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).
Paseban berarti tempat untuk bermusyawarah atau rapat para petinggi atau pemimpin kerajaan. Tempat itu biasanya berupa pendapa, aula, gedung, atau sejenisnya. Akan tetapi, Paseban Kemangi ternyata bukan seperti itu. Tidak ada bekas-bekas bangunan gedung yang megah. Tempat itu sekarang berupa hamparan sawah yang subur di tepi pantai. Letaknya di sebelah utara kota Kendal.
Di sana terdapat makam yang dipandang keramat. Konon Paseban Kemangi merupakan tempat musyawarah para petinggi atau pejabat kerajaan Mataram yang berkemas menyerang Batavia (Jakarta). Penyerangan itu terjadi pada tahun 1628 dan 1629 atas perintah Sultan Agung di Mataram. Alasannya, orang-orang Belanda atau Kompeni yang sudah mendirikan benteng perdagangan harus ditundukkan. Mereka harus mengakui kekuasaan Mataram agar tidak serakah dalam berdagang.
Untuk penyerangan itulah dipersiapkan puluhan ribu prajurit. Sebagai panglima perang, diangkatlah Tumenggung Bahurekso yang berkedudukan di Kendal. Pengangkatan itu dilaksanakan oleh Sultan Agung sendiri di sebuah per-sidangan Kerajaan Mataram. Sejak itulah Kendal menjadi pusat perhatian para petinggi atau pejabat Mataram. Kendal menjadi markas angkatan perang dan pusat kegiatan banyak pihak.
Para petinggi dari berbagai daerah kekuasaan Mataram segera berkumpul di Kendal untuk membahas persiapan perang. Rapat-rapat rahasia untuk keperluan itu tidak dilaksanakan di pendapa kabupaten, tetapi di tempat yang tersembunyi. Maksudnya agar tidak diketahui mata-mata atau intelijen Belanda. Tempat itu masih berupa hutan belukar yang terletak di tepi pantai. Di sana tumbuh pohon-pohon besar yang rindang. Namanya pohon kemangi sehingga tempat itu terkenal dengan sebutan Paseban Kemangi. Wilayah itu dijaga dengan ketat agar tidak dimasuki atau dilewati sembarang orang. Hanya pejabat yang penting-penting boleh datang ke sana dengan keperluan yang khusus.
Penjagaan itu berlapis-lapis di bawah pimpinan Tumenggung Rajekwesi yang bergelar Ki Ageng Kemangi. Ada penjagaan lapis pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Penjagaan itu tidak hanya dilakukan dengan kekuatan prajurit, tetapi juga dengan kekuatan gaib. Artinya, di lapis tertentu dipasangi atau ditebari mantra-mantra yang sakti. Konon siapa pun yang sudah memasuki wilayah inti Paseban Kemangi tidak terlihat oleh orang biasa. Hal itu terjadi karena kesaktian Tumenggung Rajekwesi yang memasang penjagaan gaib yang terkenal dengan sebutan oyot mimang.
Sampai sekarang ada kepercayaan bahwa seseorang bisa kehilangan arah atau lupa diri apabila melangkahi atau melanggar oyot (akar) mimang. Konon oyot mimang hanya terdapat di hutan-hutan yang keramat. Ada yang berpendapat oyot mimang itu merupakan kiasan. Maksudnya adalah mantra-mantra yang bersumber dari ayat-ayat suci AI-Qur'an. Yang jelas.berkembanglah kepercayaan bahwa siapa pun yang telah melintasi oyot mimang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Di paseban itulah diputuskan berbagai masalah penting. Pada mulanya diputuskan Tumenggung Wongso Kerto dari Jepara dan anak laki-lakinya yang bernama Kerti Wongso untuk bertugas sebagai mata-mata atau pejabat intelijen ke Batavia. Mereka berlayar dari Jepara dan di dekat Kendal terhalang oleh batu karang. Mereka pun beristirahat sejenak di gugusan pulau karang itu. Kelak tempat itu dikenal dengan nama Karangmalang. Ternyata tempat itu tidak jauh letaknya dari Paseban Kemangi.
Jalan masuk ke wilayah Paseban Kemangi ditandai dengan pohon pucang yang besar-besar. Tempat itu kemudian berkembang menjadi desa Pucang atau Pucangrejo, yang berarti 'desa Pucang yang makmur'. Tidak jauh dari situ terdapat sebuah jembatan yang pasti dilewati para petinggi atau pejabat untuk memasuki Paseban Kemangi. Jembatan yang tidak seberapa tingginya itu tetap dikenal dengan sebutan Kretek Luhur yang berarti 'jembatan para petinggi' (kretek = jembatan; luhur = tinggi).
Siapa pun yang akan ke Paseban Kemangi harus singgah dahuiu di pade-pokan Tumenggung Rajekwesi. Selain untuk beristirahat sejenak, persinggahan itu juga dimaksudkan untuk menjamin keamanan setiap tokoh. Di situlah diperkirakan batas wilayah yang boleh dimasuki para pengawal atau ajudan. Dengan demikian, di tempat itulah bertemu dan berkumpul para pengawal dari berbagai kadipaten.
Wajarlah berkembang kesibukan dan keramaian di sana sehingga terbentuklah desa Depok yang kemudian berganti nama Suradadi, yang berarti 'menjadi berani' (sura - berani; dadi - menjadi). Siapa pun yang telah singgah di desa Depok atau Suradadi akan menjadi orang yang gagah berani.
Kesibukan yang berkembang di Paseban Kemangi memerlukan bahan pangan atau logistik yang banyak. Oleh karena itu, segeralah dibuka lahan persawahan dan irigasinya. Konon sungai irigasi itu dibuat oleh Tumenggung Rajekwesi dan Kiai Akrobudin bersama para santrinya yang sakti-sakti. Kelak sungai irigasi itu disebut Kaliyoso, yang berarti sungai (= kali) yang sengaja dibuat atau dibikin (= yasa). Manfaatnya ternyata dirasakan masyarakat hingga sekarang.
Kesibukan itu tidak hanya di wilayah dalam, tetapi juga di luar batas-batas Paseban Kemangi. Setiap gerbang ke paseban dijaga ketat demi keselamatan dan keamanan semua pihak. Di sebelah timur terdapat gerbang yang menjadi tanggung jawab Kiai Tumenggung Panjirejo dari Kadipaten Pekalongan. Tempat itu kemudian berkembang menjadi desa Rejo atau Rejosari.
Tanggung jawab gerbang dari arah Laut Jawa dipercayakan kepada Pangeran Sambong dan dua orang ajudannya, yaitu Kiai Mojo dan Kiai Sandi. Mereka juga membuka lahan persawahan dan membikin sungai irigasi. Tempat itu kemudian berkembang menjadi desa Tanjung Mojo dan desa Kalirejo.
Pendek kata, banyak peninggalan atau bekas kegiatan di sekitar Paseban Kemangi yang sekarang menjadi desa-desa bersejarah. Di samping itu, banyak juga misteri atau kegaiban yang dipercaya masih tersisa di kawasan tersebut. Keadaan yang tampak sekarang adaiah persawahan dan sejumlah makam keramat. Akan tetapi. dipercaya masih menyimpang misteri kehidupan alam gaib.
Tentu saja kisahnya bermacam-macam karena berasal dari tuturan banyak orang. Ada yang mengaku pernah melihat bangunan megah seperti keraton. Ada lagi yang berkisah mendengar lantunan musik gamelan dari kawasan Paseban. Ada juga yang mengaku pemah mendengar keramaian pasar malam, dan macam-macam.
Dikisahkan juga bahwa kawasan Paseban Kemangi sekarang dihuni makhluk halus yang berasal dari kawasan Alas Roban di dekat Pekalongan. Mereka dipindahkan atas kesaktian Ki Ageng Penatus dari Gringsing. Oleh karena itu, wilayah Kemangi terlarang ditempati oleh anak cucu Ki Ageng Penatus. Siapa pun yang nekat melanggar pantangan itu akan mengalami kesulitan selama hidupnya.
Kepercayaan semacam itu merupakan sisa atau warisan budaya masa silam. Di kemudian hari bisa saja berubah karena perkembangan zaman. Yang jelas, Paseban Kemangi telah mencatat sejarah besar dalam perjuangan awal bangsa Indonesia.
Menyehatkan organ reproduksi
Menjaga kesehatan jantung
Mencegah bau mulut
Mengatasi kembung dan mag
Mengobati radang sendi
Menyehatkan kulit berminyak
4. KANDUNGAN GIZI
Nama Bahan Makanan : Daun Kemangi
Nama Lain / Alternatif : -
Banyaknya Daun Kemangi yang diteliti (Food Weight) = 100 gr
Bagian Daun Kemangi yang dapat dikonsumsi (Bdd / Food Edible) = 65 %
Jumlah Kandungan Energi Daun Kemangi = 43 kkal
Jumlah Kandungan Protein Daun Kemangi = 5,5 gr
Jumlah Kandungan Lemak Daun Kemangi = 0,3 gr
Jumlah Kandungan Karbohidrat Daun Kemangi = 7,5 gr
Jumlah Kandungan Kalsium Daun Kemangi = 35 mg
Jumlah Kandungan Fosfor Daun Kemangi = 106 mg
Jumlah Kandungan Zat Besi Daun Kemangi = 1 mg
Jumlah Kandungan Vitamin A Daun Kemangi = 1017 IU
Jumlah Kandungan Vitamin B1 Daun Kemangi = 0,06 mg
Jumlah Kandungan Vitamin C Daun Kemangi = 30 mg
Khasiat / Manfaat Daun Kemangi : - (Belum Tersedia)
Huruf Awal Nama Bahan Makanan : D
Sumber Informasi Gizi : Berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber lainnya.
5. KARAKTERISTIK
1. Tanaman kemangi atau surawung merupakan termasuk tanaman kecil, tinggi pohon ini bisa mencapai kurang lebih 100 cm
2. Tanaman kemangi atau surawung memiliki batang lurus dan biasanya memiliki banyak cabang
3. Tanaman kemangi atau surawung memiliki daun berwarna hijau dengan panjang bisa mencapai 5 cm. Daun kemangi atau surawung berbentuk bulat pada ujungnya berbentukk runcing namun daun ini tidak keras jika dipegang
4. Tanaman kemangi atau surawung memiliki ciri khas tersendiri yaitu pada daunnya memiliki bau yang sangat khas dan menyengat dan jika dimakan daun akan terasa pahit
5. Tanaman kemangi atau surawung memiliki bunga berwarna putih dan biasanya tumbuh paling ujung tanaman
1.3 ASAM JAWA
1. ASAM JAWA ( Tamarindus indica )
Asam jawa, asam atau asem adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai campuran bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang pada kuah pempek. Asam juga digunakan untuk campuran jamu tradisional yang dijual oleh penjual jamu keliling, biasanya ibu-ibu yang menggendong bakul dengan botol berisi aneka jamu (jamu gendong).
Asam jawa dihasilkan oleh pohon dengan nama ilmiah Tamarindus indica, yang termasuk suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw., Sd.), acem (Md.), asang jawa, asang jawi (berbagai bahasa di Sulawesi) dan lain-lain. Juga sampalok, kalamagi (Tagalog), magyee (Burma), ma-kham (Thai), khaam (Laos), khoua me (Kamboja), me, trai me (Vietnam), dan tamarind (Ingg.)[2]. Buah yang telah tua, sangat masak dan dikeringkan biasa disebut asem kawak.
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis,[ dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan luruh daun dan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m (kadang-kadang hingga 1.500 m) dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
1. Memperlancar sistem pencernaan
2. Menjaga kesehatan jantung
3. Mengelola diabetes
4. Membantu menurunkan berat badan
5. Membantu melindungi organ hati
4. KANDUNGAN GIZI
Kandungan Nutrisi di Dalam Asam Jawa
Asam jawa merupakan buah tinggi kalori, di mana setiap 100 gramnya mengandung sekitar 240 kalori. Asam jawa mengandung banyak karbohidrat dan serat. Selain itu, asam jawa juga mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, vitamin K, kalsium, zat besi, seng, kalium, magnesium, dan fosfor.
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar